Dayak adalah nama penduduk asli Pulau Borneo yang saat ini masih banyak tinggal di pedalaman Kalimantan. Suku asli dayak mempunyai budaya maritim atau bahari karena nama mereka banyak mempunyai arti dan berhubungan dengan sungai (karena banyaknya sungai yang terdapat di pedalaman Kalimantan). Dayak adalah nama penduduk asli Pulau Borneo yang saat ini masih banyak tinggal di pedalaman Kalimantan. Suku asli dayak mempunyai budaya maritim atau bahari karena nama mereka banyak mempunyai arti dan berhubungan dengan sungai (karena banyaknya sungai yang terdapat di pedalaman Kalimantan). Ada banyak suku Dayak di Kalimantan, Ada yang membagi orang Dayak dalam enam rumpun yakni rumpun Klemantan alias Kalimantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan yaitu Dayak Kayan, Kenyah dan Bahau, rumpun Murut, rumpun Ot Danum, rumpun Ngaju dan rumpun Punan.
Klemantan atau Dayak Darat (Land Dayak) adalah salah satu rumpun suku Dayak yang terdapat di Kalimantan Barat dan Sarawak, Malaysia Timur. Klemantan atau Dayak Darat (Land Dayak) adalah salah satu rumpun suku Dayak yang terdapat di Kalimantan Barat dan Sarawak, Malaysia Timur.
Suku Iban atau Suku Dayak Iban, adalah salah satu rumpun suku Dayak yang terdapat di Kalimantan Barat, Sarawak,Brunei dan Tawau Sabah. Mengikut sejarah lisan, pembentukan dan perkembangan budaya sosial Suku Iban terjadi semasa di Tampun Juah, sebelum berpecah kepada beberapa subsuku-subsuku yang ada sekarang. Suku Iban atau Suku Dayak Iban, adalah salah satu rumpun suku Dayak yang terdapat di Kalimantan Barat, Sarawak,Brunei dan Tawau Sabah. Mengikut sejarah lisan, pembentukan dan perkembangan budaya sosial Suku Iban terjadi semasa di Tampun Juah, sebelum berpecah kepada beberapa subsuku-subsuku yang ada sekarang.
Adalah suatu masyarakat dayak yang bermukim di sepanjang sungai Kayan. Sedangkan sungai Kayan merupakan anak sungai yang bermuara ke sungai Melawi. Bagian hulunya berada di kampung Gemare, Tebidah di kecamatan Kayan Hulu. Populasi suku Kayan diperkirakan berjumlah 30.000 orang. Adalah suatu masyarakat dayak yang bermukim di sepanjang sungai Kayan. Sedangkan sungai Kayan merupakan anak sungai yang bermuara ke sungai Melawi. Bagian hulunya berada di kampung Gemare, Tebidah di kecamatan Kayan Hulu. Populasi suku Kayan diperkirakan berjumlah 30.000 orang.
Murut adalah rumpun suku Dayak yang terdapat di utara Kalimantan Timur, Brunei dan Sabah-Sarawak, Malaysia Timur. Murut adalah rumpun suku Dayak yang terdapat di utara Kalimantan Timur, Brunei dan Sabah-Sarawak, Malaysia Timur.
Suku Dayak Ot Danum atau Dayak Dohoi adalah suku asli Kalimantan Tengah yang terdapat di hulu-hulu sungai sebelah utara provinsi ini. Suku Dayak Ot Danum atau Dayak Dohoi adalah suku asli Kalimantan Tengah yang terdapat di hulu-hulu sungai sebelah utara provinsi ini.
Suku Dayak Ngaju (Biaju) adalah suku asli di Kalimantan Tengah. Suku Ngaju secara administratif merupakan suku baru yang muncul dalam sensus tahun 2000 dan merupakan 18,02% dari penduduk Kalimantan Tengah, sebelumnya suku Ngaju tergabung ke dalam suku Dayak dalam sensus 1930. Suku Dayak Ngaju (Biaju) adalah suku asli di Kalimantan Tengah. Suku Ngaju secara administratif merupakan suku baru yang muncul dalam sensus tahun 2000 dan merupakan 18,02% dari penduduk Kalimantan Tengah, sebelumnya suku Ngaju tergabung ke dalam suku Dayak dalam sensus 1930.
Rumpun Punan adalah salah satu rumpun suku Dayak yang terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. Di 6 kabupaten di Kalimantan Timur terdapat 8.956 jiwa suku Punan yang tersebar pada 77 lokasi pemukiman. Rumpun Punan adalah salah satu rumpun suku Dayak yang terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. Di 6 kabupaten di Kalimantan Timur terdapat 8.956 jiwa suku Punan yang tersebar pada 77 lokasi pemukiman.
Suku terbanyak adalah suku Dayak Kenyah yang memiliki aksesoris sebagai perhiasan tubuh mereka. Umumnya suku Dayak memiliki perhiasan berupa manik-manik yang terbuat dari batu alam. Suku terbanyak adalah suku Dayak Kenyah yang memiliki aksesoris sebagai perhiasan tubuh mereka. Umumnya suku Dayak memiliki perhiasan berupa manik-manik yang terbuat dari batu alam. Umumnya, masyarakat Dayak khususnya pria Dayak tidak mengenal aksesoris batu lain selain perhiasan manik-manik. Aksesoris yang umumnya digunakan adalah yang berasal dari hewan perburuan mereka, seperti taring dan gigi beruang, taring babi. Jika di Papua taring babi dijadikan perhiasan yang ditusukkan di hidung, pada Suku Dayak, taring tersebut dijadikan “buah” kalung mereka.
Selain itu ciri khas Suku Dayak lain yang unik adalah tato, di mana tato bagi masyarakat Dayak memiliki makna yang sangat mendalam. Tato bagi masyarakat etnis dayak merupakan bagian dari tradisi, religi, status sosial seorang dalam masyarakat, serta bisa pula sebagai bentuk penghargaan suku terhadap kemampuan seseorang. Karena itu, tato tidak bisa dibuat sembarangan. Selain itu ciri khas Suku Dayak lain yang unik adalah tato, di mana tato bagi masyarakat Dayak memiliki makna yang sangat mendalam. Tato bagi masyarakat etnis dayak merupakan bagian dari tradisi, religi, status sosial seorang dalam masyarakat, serta bisa pula sebagai bentuk penghargaan suku terhadap kemampuan seseorang. Karena itu, tato tidak bisa dibuat sembarangan.
Karena itu, semakin banyak tato, "obor" akan semakin terang dan jalan menuju alam keabadian semakin lapang. Meski demikian, tetap saja pembuatan tato tidak bisa dibuat sebanyak-banyaknya secara sembarangan, karena harus mematuhi aturan-aturan adat. Karena itu, semakin banyak tato, "obor" akan semakin terang dan jalan menuju alam keabadian semakin lapang. Meski demikian, tetap saja pembuatan tato tidak bisa dibuat sebanyak-banyaknya secara sembarangan, karena harus mematuhi aturan-aturan adat. Baik tato pada lelaki atau perempuan, secara tradisional dibuat menggunakan duri buah jeruk yang panjang. Seiring dengan perkembangan zaman kemudian menggunakan beberapa buah jarum sekaligus. Yang tidak berubah adalah bahan pembuatan tato yang biasanya menggunakan jelaga dari periuk yang berwarna hitam.
Do'stlaringiz bilan baham: |